‘Aku Kleptomania’

‘Aku Kleptomania’

By: Mega

1 Januari tahun ini, Janji hari ini..

Aku akan berhenti mencuri, mengambil, mengumpulkan dan menyelamatkan penghapus milik teman-temanku, karena itu benar-benar kejahatan besar. Lagipula untuk apa sih penghapus-penghapus itu?!

Note: Kecuali jika penghapus itu sangat lucu dan menggemaskan.

            Iya tentu! Aku akan berhenti mengambil semua benda-benda mungil dengan bentuk menggemaskan dan warna yang lucu-lucu itu. Penghapus. Tepatnya penghapus yang tertangkap oleh mataku. Kecuali jika penghapus itu sangat..sangat..sangat lucu dan menggemaskan tentunya, seperti penghapus milik Detha yang sekarang sedang menari-nari di depan mataku. Ya ampun. . ., penghapus itu lucu banget, sih! Bentuknya rumah dan warnanya keren banget! Aduh! Gimana ya, caranya aku bisa sampai ke meja si jutek itu?

          Ku lihat sekeliling. Ini kelas atau pinggiran jalan sih? Kok ada yang tidur kayak gelandangan, nyanyi kayak pengamen, ketawa-ketiwi, bergossip, bahkan ada yang lagi asyik pacaran. Tapi sebetulnya situasi ini sangat menguntungkan, karena akan mempermudah berpindahnya benda-benda itu ke sakuku. Tapi yang jadi tidak mudah adalah alasan ke mejanya. Soalnya aku dan Detha sudah terkenal rival berat sejak bulan lalu.

         Tunggu! Kok penghapusnya Vista juga lucu,ya? Punya Gecha juga. Ungu, keren banget. Eit, kapan Nevha punya penghapus bantal motif love itu? Terus Meyrizka juga punya yang bentuk semangka gitu sih? Eh, punya Sitha juga lucu banget, kepala donald duck. Ya ampun. Aku nggak tahan lagi nih. Gawat!

         “Nett…,”suara Dinda terdengar jelas di kupingku. Aku menoleh.

         “Nanti siang ada waktu nggak?” tanyanya dengan wajah serius.

         “Ada. Kenapa?” tanyaku penasaran

         “Koran sekolah mau interview lo buat edisi selanjutnya.”

          Sekuat tenaga aku berusaha konsentrasi menanggapi omongan teman sebangkuku itu. “Materinya?”

          Tapi benda-benda mungil itu semakin menari-nari di kepalaku.

          “Belakangan ini kan banyak anak yang kehilangan penghapus.”

          Deg! Jantungku nyaris melompat keluar dengan menembus tulang pelindungnya.

           “Terus?” pancingku sambil menutupi gugup yang mulai menjalar.

           “Anak-anak mau tanya apa tanggapan dan reaksi lo sebagai salah satu kandidat Ketua Osis. Lumayanlah sekalian kampanye,” ujarnya sambil tersenyum.

           Tanggapanku. Aku penjahatnya. Itu saja.

           “Bisa ya?!”desak Dinda.

           Aku tersenyum dan mengangguk.

           Aku Vanetta Marissa, usia 15 tahun, tidak pernah tersingkir dari peringkat 3 besar paralel di sekolahku sejak usia 6 tahun. Hobiku mengoceh, membawaku beberapa kali juara speech contest dan menempatkan aku menjadi salah satu kandidat Ketua Osis. Kesibukanku saat ini hanya kampanye dan menulis di blog pribadiku (‘menyelamatkan’ penghapus tidak bisa kumasukkan dalam daftar kesibukan, kan?!) karena aku terobsesi menjadi penulis terkenal…ya…seperti penulis Twilight Saga, Stephenie Meyers tentunya.

2  Januari tahun ini, Janji hari ini…

    Aku akan berhenti mencuri, mangambil, mengumpulkan dan menyelamatkan penghapus milik teman-temanku, karena itu benar-benar kejahatan besar. Lagipula kemarin sudah cukup membuat seisi kelas heboh dengan hilangnya 5 penghapus sekaligus!

Note: kecuali jika penghapus itu sangat lucu dan menggemaskan seperti milik Detha.

  

 

             Aku harus mentaati janjiku. Ya, meskipun itu janji yang 589 kali sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi aku pasti bisa kok! Tapi penghapus milik Detha benar-benar menggoda sekali. Ough! Coba kemarin dia di kantin lebih lama, pasti penghapus itu sudah bergabung dengan saudara-saudaranya yang lain di dalam lemari kacaku dan tidak akan pernah di siksa lagi. Kan kasihan dia, di gosok-gosokkan ke kertas begitu. Jahat sekali. Sabar ya penghapus…. aku akan menyelamatkanmu kok. Tenang saja…

3 Januari tahun ini, Janji Hari ini…

      Aku  akan berhenti mencuri, mengambil, mengumpulkan, menyelamatkan penghapus milik teman-temanku, karena itu merupakan kejahatan besar. Lagipula aku kan kandidat Ketua Osis.

Note: kecuali jika penghapus itu sangat lucu dan menggemaskan seperti milik Detha yang kemarin sudah aku ambil.

                Sambil tersenyum aku melangkah ke podium untuk menyampaikan beberapa patah kata, bohong deh…, beberapa juta huruf, demi ‘menjual’ terserah mau beranggapan diri atau visi dan misiku.

              Dengan penuh percaya diri aku mulai mengoceh dari kata ‘selamat siang’ sampai ‘ada yang mau bertanya’.

              “Kelas kita sering kehilangan penghapus, apa langkah yang akan lo ambil nanti kalo terpilih?” tanya Detha, salah satu kandidat Ketua Osis merangkap korban tanganku kemarin.

              Aku tersenyum. “Seperti yang kemarin saya katakan pada teman-teman Koran Sekolah bahwa palaku pasti punya alasan, entah karena butuh, iri, atau mungkin bisa juga karena dia tidak rela benda mungil itu di siksa, maksud saya di pakai.” Semua yang ada di halaman sekolah tergelak hebat.

             “Tapi ingat! Pencurian, sekecil apa pun itu adalah tindak kriminal. Agar tidak membuat resah lagi, saya akan mengajak teman-teman sekalian untuk mencari pelakunya,” lanjutku. Ya ampun….., aku gila ya?

4 Januari tahun ini, Janji hari ini…,

             Aku akan…. Terserah lah!!!

     Note: Tolong…. Aku butuh borgol!!!!!

Tinggalkan komentar